LAPORAN PRAKTEK KERJA
INDUSTRI
BUDIDAYA
UDANG VANNAMEI (Litopenaeus Vannamei)
DI P.T. PULAU MAS
KHATULISTIWA
DESA
RUKMA JAYA, KECAMATAN SUNGAI RAYA KEPULAUAN, KABUPATEN BENGKAYANG
Oleh
NAMA : MULYADI
NIT :
0463
PROGRAM
KEJURUAN :AGRIBISNIS PRODUKSI SUMBERDAYA PERAIRAN
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur penulis
panjatkan atas kehadiran Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan praktek kerja
industri dan menyusun laporan ini sesuai dengan waktu yang ditentukan dengan judul “ BUDIDAYA UDANG VANNAMEI (Litopenaeus vannamei)” Di P.T. PULAU
MAS KHATULISTIWA Desa Rukma Jaya, kec. Sungai raya kepulauan, Kab. Bengkayang.
Dengan adanya kegiatan prakerin ini
tentunya dapat bertukar pikiran dan pengalaman mengenai ilmu perikanan
khususnya tentang budidaya udang vannamei. Dalam menyusun laporan ini tidak
terlepas berkat bantuan dari semua pihak
yang pada saat ini penulis mau sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada
1. Bapak
JAMIAD, S.Pd, MH, selaku kepala SMK Negeri 1 Pemangkat
2. Mr.
LEE, selaku pemilik perusahaan P.T. PULAU MAS KHATULISTIWA.
3. Bapak
Ateng selaku pimpinan perusahaan P.T.
Pulau Mas Khatulistiwa.
4. Mr.
James Castro, selaku teknisi Tambak 1
P.T. Pulau Mas Khatulistiwa.
5. Ibu INDRAWATI BUDIARSIH, S.Pi, selaku ketua
program APSP.
6. Bapak
RACHMAT AMIN, A.Pi, M.Si. selaku guru pembimbing.
7. Seluruh
Operator serta Mekanik Tambak P.T. Pulau Mas Khatulistiwa, yang telah banyak
membantu dalam kegiatan prakerin dan menyusun laporan ini.
8. Kedua
Orangtua dan teman-teman Penulis yang telah membantu dan memberikan dukungan
moril dan material.
Dalam
menyusun laporan ini penulis menyadari asih banyak kekurangan maka dari itu
sangat diharapkan saran dan masukan yang bersipat membangun demi kesempurnaan laporan ini.
Akhir
kata penulis mengucapkan terima kasih semoga laporan ini bermanfaat dan dapat
diterima oleh pembaca.
Penulis,......Mei 2014
|
ii
|
DAFTAR
ISI
LEMBAR PENGESAHAN...................................................... i
KATA PENGANTAR.............................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................. iii - iv
BAB I PENDAHULUAN...................................................... 1
A. Latar
Belakang......................................................... 1
B. Maksud
dan Tujuan.................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................. 3
A. Persiapan
Kolam.................................................... 3
a. Pengeringan................................................. 3
b. Pengapuran................................................. 3
c. Pemupukan.................................................. 3
d. Pemberantasan
hama.................................... 4
e. Pengisian
air................................................. 4
f. Pemakaian
probiotik.................................... 4
g. Penebaran
................................................... 5
B. Pemeliharaan........................................................... 5
a. Manajemen
pakan....................................... 5
b. Manjemen
kualitas air................................. 6
c. Hama
dan penyakit..................................... 6
d. Sampling
dan pertumbuhan........................ 7
C. Pemanenan.............................................................. 8
|
iii
|
|
iv
|
A. Waktu
dan Tempat.................................................... 9
B. Sejarah
Singkat......................................................... 9
C. Alat
dan Bahan.......................................................... 9
D. Sruktur
Organisasi..................................................... 10
E. Tugas
Pokok dan Fungsi........................................... 11
F. Program
Kerja Dan Kegiatan .................................. 11
G. Fasilitas
Perusahaan.................................................. 11
H. Metode
Pengumpulan data....................................... 12
BAB IV PEMBAHASAN
A. Hasil
Pengamatan.................................................... 13
1. Persiapan
Kolam................................................ 13
a. Pengeringan.................................................. 13
b. Pengapuran.................................................. 13
c. Pemupukan................................................... 13
d. Pemberantasan
hama.................................... 14
e. Pengisian
air................................................. 14
f. Pemakaian
probiotik.................................... 15
- 16
g. Penebaran
................................................... 17
2. Pemeliharaan.................................................... 18
a. Manajemen
pakan....................................... 18
- 20
b. Maanjemen
kualitas air................................ 20
c. Hama
dan penyakit...................................... 20 - 21
d. Sampling
dan pertumbuhan......................... 21
- 22
3. Pemanenan....................................................... 23 - 24
BAB V PENUTUP...............................................................
25
A. Kesimpulan........................................................... 25
B. Saran ................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA.............................................................. 26
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sejalan dengan berkembangnya dunia
perikanan, usaha kerajinan juga berkembang, banyak masyarakat menggunakan
peluang tersebut dengan membuat sarana dan prasarana usaha perikanan seperti,
peralatan perikanan, alat pengangkutan
dan pakan. Dari banyaknya komoditas perikanan di Indonesia udang dapat
dikatakan berprospek cerah karena sudah dikenal lama, udang terus berkembang dan
semakin populer dimasyarakat bahkan kepopulerannya dapat mengalahkan jenis ikan
lain yang sudah lama dan lebih dahulu
hadir di Indonesia.
Perkembangan budidaya udang vannamei
sendiri telah mengalami kemajuan yang sangat pesat, hal ini didukung oleh usaha
budidaya yang intensif dengan teknelogi yang sudah dikuasai.
Udang vannamei (Litopinaeus vannamei) merupakan jenis udang impor yang memiliki
nilai ekonomis yang tinggi dengan habitat aslinya berasal dari Amerika Latin,
dan pertama masuk ke Indonesia pada tahun 2001.
Maksud dan Tujuan
|
1
|
Kegiatan
praktek kerja industri (Prakerin) yang dilakukan bermaksud untuk :
1. Mendapatkan
pengetahuan dan pengalaman yang belum didapatkan dibangku sekolah serta sebagai sarana latihan
sebelum terjun kemasyarakat.
2. Untuk
menambah wawasan dan pengalaman serta sebagai studibanding antara teori dan
keadaan nyata/dilapangan.
3. Melatih
taruna/i agar memiliki keterampilan dan hidup mandiri.
4. Untuk
mengetahui cara kerja dalam tehnik produksi benur dan pemasaran produksi yang
berkaitan dengan Agribisnis.
5. Untuk
mengenal lebih jelas ruang lingkup perikanan air payau.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PERSIAPAN WADAH BUDIDAYA
Hasil budidaya yang memuaskan akan diperoleh
bila ditunjang oleh sarana yang komplit yang dimulai dari konsruksi, sarana dan
prasarana pemliharaan lainnya.
a.
Pengeringan
dan Pengolahan tanah dasar kolam
Menurut
Tricahyo (1995) pengeringan dilakukan selama kurang lebih 2
minggu tergantung cuaca sampai tanah retak-retak sedalam 5 sampai 10 cm, dengan adanya celah tersebut akan
membantu sirkulasi oksigen dalam tanah.
Pengeringan
dan pengolahan tanah bertujuan untuk membunuh hama penyakit serta membantu
pertumbuhan klekap (Amri, 2003).
b.
Pengapuran
Kebutuhan
kapur untuk menaikan pH tanah dan fungsi-fungsi antara lain adalah membantu
penguraian bahan organik yang terkandung didalam tanah menjadi unsur hara yang
akan dimamfaatkan oleh pakan alami untuk pertumbuhan serta membasmi hama
penyakit yang ada didalam tambak (Achmad. T (1991) dan Eric Sutikno (2004)).
c.
Pemupukan
|
3
|
d.
Pemberantasan Hama
|
4
|
e.
Pengisian
air
Menurut
Amri (2003) prameter kualitas air yang diperhatikan yaitu Suhu, Salinitas,
Oksigen terlarut (DO), Derajat keasaman (pH), Kebutuhan oksigen, Amoniak(NH3),
Nitrit (NO2), dan Nidrogen sulfida (H2S), selain itu juga
air harus disaring dan meia halus (Herefa, 2003).
f.
Pemakaian
Probiotik
Menurut Amri dan Iskandar (2008), bahwa
aplikasi probiotik dapat dilakukan melalui oral (dicampur pakan) dan lingkungan
(air dan dasar tambak). Aplikasi probiotik melalui lingkungan bertujuan untuk
memperbaiki kondisi lingkungan (menguraikan bahan organik, menyerap/menetralkan
senyawa beracun seperti ammonia, nitrit, dan asam sulfida), menstabilkan
plankton (menghasilkan senyawa anorganik yang diperlukan plankton) dan menekan
bakteri yang merugikan.
g.
|
5
|
Penebaran Benur Menurut Adiwidjaya dan Erik (2009),
menyatakan bahwa untuk mendapatkan benur yang berkualitas (sesuai SNI), maka
pemilihan dan pemilahan benur harus dilaksanakan dengan hati-hati, melalui prosedur
yang disyaratkan. Sebelum benih ditebar dilakukan aklimatisasi terhadap suhu
dan kadar garam air pengangkutan dengan air tambak. Cara yang dilakukan adalah
membuka kantong dan menambahkan air tambak kedalam kantong sedikit demi sedikit
sampai benih udang aktif berenang keluar sediri dari dalam kantong tersebut. Arti
dari aklimatisasi sendiri adalah proses organisme individu menyesuaikan diri
dengan perubahan bertahap di lingkungannya, (seperti perubahan suhu,
kelembaban, penyinaran, atau pH) yang memungkinkan untuk mempertahankan
performa di berbagai kondisi lingkungan (en.wikipedia.org) Pada stadia PL atau
benih, udang sangat peka.
B.
PEMELIHARAAN
a.
Manajemen
Pakan
Jenis Pakan Menurut Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (2010), bahwa
bentuk dan ukuran pakan udang disesuaikan dengan tingkatan atau umur udang yang
akan diberikan. Dosis Pakan Menurut Muhariyanto (2001), menyatakan bahwa
takaran pakan yang diberikan kepada udang relatif akan berkurang sejalan dengan
bertambah besarnya ukuran udang. Takaran awal pakan yang diberikan adalah 6,8 %
dari berat badan/hari dan akan diturunkan secara bertahap sehingga pada saat
udang ukuran panen (30 gr), jumlah pakan yang diberikan adalah antara 2,5 – 3 %
dari berat badan/hari. Umumnya frekuensi pemberian pakan udang dalam sistem
budidaya sistem semi intensif dan intensif mencapai 4 – 6 kali sehari.
b.
|
6
|
Menurut Baliao dan Siri (2002),
bahwa air yang akan ditebari udang harus mempunyai kualitas sifat fisika dan
kimia sebagai berikut :
a.
Oksigen terlarut : > 4 ppm
b.
Ammonia: < 0,1 ppm
Salinitas: 25 - 30 ppt pH : 7,5 -
8,5 Suhu : 28 - 32 OC Alkalinitas : > 80 ppm
c.
Kecerahan : 35
- 45 cm
d.
Warna air :
hijau kecoklatan
c.
Hama dan Penyakit
Menurut FAO (2006), bahwa beberapa macam hama yang mengganggu tambak udang,
baik yang merupakan hama langsung maupun hama yang tidak langsung adalah :
1. Hama
pengganggu
Kepiting, udang penggali (Thalassina),
kerang-kerangan, jamur.
2. Hama penyaing
Bekicot,
ikan, kepiting, udang.
3. Hama predator
Ikan,
kepiting, burung, manusia, serangga, ular, berang-berang, kadal.
Jenis jamur (cendawan) yang umumnya menyerang : sirolfidium sp, halipyhoros sp, sedangkan
virus yang diwaspadai antara lain : White
Spot sydrome virus (WSSV), Taura
Syndrome virus (TSV), dan Infectious
Hypodermal Hematopoitic Necroris Virus (IHHNV) (Haliaman dan Aidjaya,
2005).
Pemberantasan hama dan
penyakit sering digunakan saponen dan captureyang berfungsi untuk membunuh
hewan berdarah merah dan putih seperti kepiting dan keong/siput, golongan hewan
pemangsa (predator) merupakan segala
jenis hewan yang dapat memangsa udang vannamei yang dipelihara di kolam
pemeliharaan, seperti jenis ikan (ikan kakap,
ikan bulan, dan ikan kerong-kerong). Jenis crustacean (kepiting), dan jenis reptile (ular), golongan penyaring (compotitor) seperti udang liar dari lautyang menjadi competitor
dalam mencari pakan sehinggan di khawatirkan udang vannamei akan mengalami
kekurangan pakan ( Haliman dan Adijaya, 2005).
d.
|
7
|
Menurut BBPBAP Jepara (2011), bahwa
sampling pertumbuhan dimaksudkan untuk memperoleh data tentang kondisi
kesehatan udang, populasi, berat individu (gr), rerata pertumbuhan harian (gr),
estimasi total biomass (kg), mengetahui variasi ukuran dan selanjutnya dapat
digunakan sebagai acuan perhitungan jumlah pakan/hari. Masing-masing dapat
dihitung dengan rumus seperti berikut :
a. Mean Body Weight (ABW)
ABW = Berat udang + wadah – berat wadah
Jumlah Udang ( berat rata-rata)
b. Average Daily Growth (ADG)
ADG = ABWn/10 – ABWo/10
c. Survival Rate (Sintasan)
Biomasa (kg) = Jumlah Tebar x SR x ABW
Populasi (ekor) = Biomasa/ABW x 1000
Sintasan (%) = Populasi/jumlah tebar
x 100
C.
|
8
|
Menurut Amri dan Iskandar (2008), bahwa pemanenan dilaksanakan setelah
udang mencapai umur lebih kurang 100 hari pemeliharaan ditambak, atau
tergantung laju pertumbuhan udang. Apabila berat rata-rata (ABW) telah mencapai
umur standart permintaan pasar (ukuran 60 – 80 atau 60 – 80 ekor/kg) maka panen
dapat dilaksanakan walaupun masa pemeliharaan belum mencapai 100 hari. Menurut
BPTP Sulawesi Selatan (2008), bahwa setelah pemanenan selesai, maka hasil panen
harus ditangani secepatnya agar kualitas dan kesegaran udang atau ikan tetap
baik hingga ke pasar atau konsumen. Penanganan udang hasil panen harus
dilakukan dengan cepat karena kualitas udang cepat menurun setelah dipanen.
Keterlambatan dalam penanganan udang mengakibatkan udang tidak dapat diterima
dipasaran sebagai komoditas ekspor.
|
9
|
DISKRIPSI
PRAKERIN
A.
WAKTU
DAN TEMPAT PRAKERIN
Waktu berlangsungnya prakerin sekitar 3
bulan yang berlangsung dari tanggal 3 februari 2014 hingga 3 mei 2014 di Tambak
1 P.T Pulau Mas Khatulistiwa, yang
terletak di Desa Sungai Rukma jaya, Kecamatan Sungai Raya Kepulauan, Kabupaten
Bengkayang.
B.
SEJARAH
SINGKAT
Tambak
P.T. Pulau Mas Khatulistiwa, yang berada di Desa Rukma Jaya, Kec. Sungai Raya
Kepulauan, Kab. Bengkayang, Kalimantan Barat.
Tambak P.T. Pulau Mas Khatulistiwa,
adalah perusahaan yang bergerak dibidang industri perikanan sebagai pengusaha
postrit/penanaman modal dalam negeri, (PMDN), yag bernama marius susanto, dan
mulai beroperasi pada tahun 1996, yang bernama P.T. Windu Sejahtera yang
diambil alih oleh Mr. LEE, pada tahun 2008.
C.
ALAT
DAN BAHAN BUDIDAYA
-
Kapur Hydrated lime
-
Kapur tohor
-
Kincir
-
Kapture
-
Samponin
-
Kaporit
-
Probiotic
-
Benur udang vannamei
-
Pakan
-
Blower
-
Pompa
-
Inlet dan outlet
-
Saringan
-
Alat pengukur kualitas air
-
Alat panen
D.
|
10
|
|
PEMILIK
PERUSAHAAN
MR.
LEE
|
|
PIMPINAN
BAPAK
ATENG
|
|
MEKANIK
SUPARTO
|
|
ADMINISTASI
|
|
TEKNISI
MR.
JAMES CASRO
|
|
OPERATOR
|
|
MARSIUS
|
|
ANGGA
|
|
MANTO
|
|
LEMBOT
|
|
DELI
|
|
HENGKI
|
Sruktur
Organisasi. P.T. Pulau Mas Khatulistiwa
E.
|
11
|
1. Tugas pokok
Tugas utama dari tambak P.T. Pulau Mas Khatulistiwa adalah sebagai tempat budidaya pembesaran udang vannamei.
Tugas utama dari tambak P.T. Pulau Mas Khatulistiwa adalah sebagai tempat budidaya pembesaran udang vannamei.
2. Fungsi
Tambak P.T. Pulau Mas
Khatulistiwa selain memiliki tugas pokok, dan juga memiliki fungsi sebagai
tambak penghasil budidaya udang vannamei untuk konsumsi yang sekaligus sebagai
penyedia bahan baku pabrik untuk ekspor udang vannamei.
F.
PROGRAM
KERJA DAN KEGIATAN
1.
Sebagai tempat penyediaan bahan baku pabrik untuk ekspor yang
berkeseimbangan.
2.
Pengembangan teknelogi budidaya air
payau.
G.
FASILITAS
PERUSAHAAN
1. Fasilitas pokok
-
Petakan tambak
-
Kincir
-
Genset
-
Blower
-
Gudang Pakan
-
Pompa Air Laut
-
Pipa Pralon
2. Fasilitas
penunjang
-
Mobil pengangkut - bak fiber
-
Motor
- jala
-
Keranjang - filter kondom
-
Sampan
- tali
-
Conical tank - anco
-
Blong
- plastic hope
-
Argo
H.
|
12
|
Adapun
metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut;
1. Metode
Interview
Metode
tanya jawab antara penulis dengan petugas atau pembimbing dilapangan uyang
berada di tambak P.T. Pulau Mas Khatulistiwa.
2. Metode
Tinjau Pustaka
Metode yang menggunakan materi dari
sekolah dan beberapa literatu buku-buku untuk menambah data yang belum lengkap.
3. Metode
Partisipatif
Metode yang dimana langsung ikut dengan
kegiatan dilapangan, berperan aktif dalam kegiatan yang dilakukan responden
selam pelaksanaan prakerin.
4. Metode
Orientasi
Sebelum
mengikuti kegiatan prakerin peserta prakerin diperkenalkan terlebih dahulu
dengan lingkungan sekitar oleh pembimbing lapangan dan karyawan dengan
fasilitas yang digunakan.
|
13
|
PEMBAHASAN
A.
HASIL
PENGAMATAN
1.
Persiapan
Wadah Budidaya
Sebelum
kolam yang akan ditebari benur, perlu dilakukan berbagai persiapan, tujuan
persiapan ini adalah agar terbebas dari sumber – sumber penyakit dan
meningkatkan kesuburan tanah, adapun tahap – persiapan meliputi:
a. Pengeringan
Sebelum
melakukan pengeringan sebaiknya dilakukan penutupan pintu pemasukan air (inlet)
dan pengeluaran air (outlet). Pengeringan
kolam ini tergantung dari kondisi tanah dan penyakit, jika tanah Banyak lumpur dan gas organik, lama pengeringan 3 minggu sampai 1 bulan.
Dan jika kolam terkena penyakit bisa selama 3 minggu hingga 2 bulan
pengeringan. Pengeringan ini dilakukan dengan menjemur dasar kolam hingga tanah
kering/retak-retak, dan pengelolaan
tanah menggunakan traktor.
b. Pengapuran
Pengapuran
ini bertujuan untuk meningkatkan pH tanah pada dasar kolam. Jenis kapur yang digunakan
yaitu kapur Hydrated lime, Active lime, Quick lime. Dengan dosis masing-masing
: Quick Lime: 1 ½ ton/ha,
Haydrated Lime: Tergantung
pH tanah, Active Lime: 800 – 1000 kg/ha. Pengapuran ini
dilakukan dengan cara menebarkan keseluruh dasar kolam.
c. Pemupukan
|
|
|
14
|
d. Pemberantasan Hama
Jenis
obat yang digunakan untuk pemberantasan hama ada 3 macam yaitu Capture,
Samponin, dan Kaporit
1. Capture
Capture
ditebar menggunakan semprot pompa, capture ini di berikan dengan dosis 5
liter/Ha. Capture bertujuan untuk membunuh hama yang berdarah putih seperti
rajungan, kepiting, siput, dan udang liar.
2. Samponin
Samponin
ditebar setelah pengisian air dengan dosis 15 ppm, sebelum ditebar samponin
dicampur dengan air untuk mempemudah penebaran dan ditebarkan keseluruh area
kolam. Samponin ini bertujuan untuk membunuh hama yang berdarah merah seperti
ikan kakap, mujair, belanak, bulan, kerong – kerong, dan lain-lain.
3. Kaporit
Kaporit
ditebar setelah pengisian air, dosis yang diberikan sekitar 30 ppm ditebar
dengan cara menebar tepatnya dibelakang kincir.
e. Pengisian
Air Media Pembesaran
Sebelum
pengisian air kedalam kolam, sebaiknya dipasang terlebih dahulu filter
(saringan) dipintu pemasukan air (inlet). Pemasangan saringan dipintu pemasukan
air ( inlet ) bertujuan untuk mencegah hama yang berupa benih atau telur yang
masuk kedalam kolam sehingga akan menjadi competitor dan predator bagi udang
yang sedang dipelihara. Selain itu juga dapat mengganggu proses kegiatan
budidaya tersebut, setelah itu isi kolam hingga mencapai ketinggian air yang
diinginkan.
f.
|
15
|
Pemakaian
probiatik ini berguna untuk menumbuhkan plankton dan bakteri. Probiotik yang
biasa digunakan dalam budidaya yaitu:
Probiozyme,
Pasta, Biomin Aquastar
(pond),
Aquamaster Bacteri.
Ø probiozyme
ini proses pemberiannya dengan cara dicampur dengan pakan udang dan diberikan
setiap hari.
Ø Membuat
pasta
alat dan bahan:
alat dan bahan:
o
sterowpoam,
o
Dedak
o
protein,
o
bakteri,
o
wadah drum plastik di bagi 2.
cara kerja:
1.
pertama tama timbang pakan bubuk
sebanyak 10 kg.
2.
lalu timbang protein seebanyak 200 gram.
3.
setelah keduanya ditimbang pakan dan
protein tersebut dimasukan kedalam wadah lalu diaduk sampai merata.
4.
Kemudian pakan dan protein yang udah di
satukan tersebut dicampurkan lagi dengan bakteri yang banyaknya sebanyak 8 liter.
5.
Setelah semuanya merata pakan tersebut
dimasukan kedalam sterowpoam dan ditutup.
6.
Kemudian tunggu sampai beberapa jam.
7.
Dan ditebarkan dipagi hari ketika
matahari mulai timbul.
·
|
16
|
·
Timbang
600 g Aquastar
·
Di
kasih air 15 liter
·
Di
kasih molasse 600 ml
·
Di
aduk dan gunakan airasi sampai 24 jam
·
Dan ditebar dikolam
·
Aquamaster
Bacteri:
§
Bakteri:
-
Rebus
1 liter air sampai mendidih
-
Masukkan
didalam blong dan masukkan 200 grams polard
-
Dinginkan
sampai suhu 35 0C
-
Tambah
9 liter air bersih dan massukan 40 ml Aquamaster bakteri dan aerasi selama 24
jam
§ Cara:
-
Rebus
50 liter air sampai mendidih
-
Dicampur dengan 50 kg polard lalu diaduk hingga
merata
-
Dinginkan
sampai suhu 35 0C
-
Tambah
60 liter air dan diaduk
-
Masukkan
10 liter kultur bakteri
-
Diaduk
setiap 3 jam
-
Di
kultur selama 24 jam
-
Penebaran dilakukan pada pagi hari
g.
|
17
|
Sebelum
benur ditebar sebaiknya siapkan terlebih dahulu alat dan bahan yang akan
digunakan dalam proses penebaran benur.
Adapun
alat dan bahan sebagai berikut:
-
Blong
-
Selang
-
Perlengkapan
-
Aerasi
-
Pompa air
-
Saringan
-
Peralon
-
Artemia
-
Probiotik
-
Vitamin C
-
Benur
Sebelum
penebaran benur dilakukan, sebaiknya benur udang yang akan ditebar diuji
terlebih dahulu. Udang yang baik untuk ditebar sebagai berikut:
1.
Benurnya seragam atau sama.
2.
Transparan benur.
3.
Lengkap atau tidak cacat dan lain-lain.
Sebelum melakukan penebaran sebaiknya
dilakukan aklimatisasi agar benur udang yang akan ditebar tidak mengalami stres.
proses aklimatisasi adalah sebagai berikut:
1.
Cek kualitas air yang ada didalam
packing benur dari hatchery.
2.
Lalu bandingkan dengan kualitas air yang
ada dikolam.
3.
Masukan benur kedalam blong yang telah
diisi air dan aerasi yang diperlukan.
4.
Sirkulisasi air untuk menyesuaikan
kualitas air dari hatchary dan kolam.
5.
Selama penebaran berlangsung, benur
diberi Probiotik, Vitamin C, dan Artemia.
6.
Jika kualitas air sudah sama penebaran
boleh dilakukan.
2.
|
18
|
Setelah
penebaran benur kegiatan selanjutnya yang merupakan serangkaian budidaya adalah
pemeliharaan yang dimana kegiatan meliputi perawatan terhadap benur yang
ditebar hingga menjadi udang konsumsi yang siap untuk dipasarkan, diantara
kegiatan meliputi:
a. Manajemen
Pakan
Untuk
tumbuh dan berkembang besar tidaklah lepas dari pemberian pakan salah satunya,
yang harus diperhatikan dalam pemberian pakan adalah pakan yang diberikan harus
tepat baik itu ukuran, waktu, dan tepat jumlahnya.
Pakan
terdiri atas pakan alami dan buatan, pakan alami biasa berupa jasad renik yang
biasa disebut plankton yang ditumbuhkan dengan fermentasi pasta dan pemupukan.
Sedangkan pakan buatan merupakan pakan hasil produksi pabrik yang berbentuk
pelet.
Pakan
buatan yang dimaksud adalah V991,
Aqua Master 1A,
TT662,
Aqua Master 2,
TT663,
Fairly 3B,
TT664.
Masing-masing
nilai nutrisi pakan sebagai berikut;
Tabel nutrisi pakan
|
Nama
pakan
|
Kadar
air
|
Protein
|
Lemak
|
Mineral
|
Serat
|
|
V991
|
4%
|
40%
|
6
– 8%
|
11%
|
16%
|
|
Aqua Master 1A
|
6%
|
36%
|
3%
|
10%
|
13%
|
|
TT662
|
4-6%
|
40%
|
5
– 7%
|
11%
|
16%
|
|
Aqua Master 2
|
3%
|
38%
|
6%
|
10%
|
13%
|
|
TT663
|
4%
|
40%
|
5
– 7%
|
11%
|
16%
|
|
TT664.
|
4%
|
40%
|
5
– 7%
|
11%
|
16%
|
|
Sumber. P.T. Pulau Mas Khatulistiwa
|
|
19
|
1.
Berat
Badan X Jumlah Tebar X SR X FR
2.
Blind
feeding: 1.5 kg per 100000 benur
3.
Autofeeder:
Tergantung kesukahan udang makan
Pakan yang diberikan harus sesuai dengan
umur udang yang dipelihara, jenis pakan dan berat udang dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel.
Jenis pakan dan berat udang
|
Jenis
pakan
|
Berat
(g)
|
Frekwensi
|
|
V991
|
PL
15 – 1g
|
3
– 4 kali/hari
|
|
Aquamaster
1 A
|
PL
25 – 1g
|
3
– 4 kali/hari
|
|
TT662
|
1g
– 2g
|
3
– 4 kali/hari
|
|
Aquamaster
|
1g
– 5g
|
4
kali/hari
|
|
TT663
|
2g
– 3g
|
3
– 4 kali/hari
|
|
TT664
|
3g
– 7g
|
3
– 4 kali/hari
|
|
Sumber. P.T. Pulau Mas Khatulistiwa
|
Sebelum
diberikan pakan dicampur terlebih dahulu dengan probiotik yang bertujuan untuk
menambah nafsu makan udang dan meningkatkan kekebalan tubuh udang yang
dipelihara terhadap penyakit.
Pakan
diberikan pada bulan pertama sewaktu udang berumur 1 – 30 hari dengan cara
ditebar secara merata didalam kolam pemeliharaan, untuk mempermudah proses
penebaran pakan udang yang banyak dan kolam yang luas maka digunakan sampan
yang dibuat dari pelampung fiber yang dirakit dengan kayu, sedangkan untuk
bulan berikutnya pakan diberikan dengan menggunakan mesin pakan otomatis
(Autofeeder).
Pemberian
pakan secara otomatis dengan menggunakan autofeeder yaitu dengan kisaran waktu
10 menit, dengan 30 putaran, pemberian pakan ini dengan memasukan pakan kedalam
autofeeder, kemudian mesin akan menebar pakan dengan otomatis dengan kisaran
waktu yang sudah ditentukan, oleh karena itu pakan harus diisi kedalam
autofeeder dengan pengontrolan anco secara berkala, jika didalam anco keadaan
kosong maka kisaran autofeeder dinaikan, begitu juga sebaliknya.
|
20
|
b. Manajemen
Kualitas Air
Pengelolaan kualitas air secara baik dan benar menjadi prioritas utama
dalam budidaya. karena air yang akan ditebari udang harus mempunyai kualitas
sifat fisika, kimia, dan biolagi telah ditentukan.
Yang pertama adalah parameter fisika yang meliputi tinggi air sekitar 120 –
150 cm, kecerahan 30 – 40cm, warna air hijau dan coklat, serta suhu 24 – 31 0C. Parameter kimia
meliputi pH: 7.5 – 8.5, Salinitas: 28 - 33 ppm, DO: >4.0 ppm, Alkalinitas: 100 – 120 ppm,
NO2: < 0.2,
Ammonia: < 0.1 ppm.
Dan yang terahi parameter biologi yang meliputi kepadatan plankton, kepadatan
bakteri, serta kepadatan hama.
c. Hama
dan Penyakit
Hama yang sering
terdapat pada kolam pemeliharaan umumnya hama yang berdarah merah dan berdarah
putih, hama yang berdarah merah seperti ikan kakap, mujair, belanak dan lainya,
sedangkan yang berdarah putih seperti keong, rajungan, udang liar dan kepiting.
Hama tersebut bersifat penyaing (competitor) dan pemangsa (predator).
Penyakit udang
vannamei yang sering ditemukan dalam proses pemeliharaan adalah penyakit yang
disebabkan oleh virus IMNV (Infectious
Myonecrosis Virus), dan biasa disebut dengan penyakit mio, adapun ciri-
udang terserang penyakit ini adalah:
-
Danging udang berwarna putih merah
-
Pada bagian ekor berwarna kemerahan
-
Udang sering terjadi kematian didasar
|
21
|
1.
Kulit
dikepala udang ada yang bulat kecil dan warna putih di dalamnya
2.
Udang
yang sudah mati langsung warna merah
3.
Udang
tidak mau makan
4.
Udang
kumpul di tepi tanggul atau bernang di atas air
5.
100%
mortalitas mulai 3 sampai 10 hari kalau sudah terkena penyakit ini.
Untuk
menanggulangi hama dan penyakit udang ada beberapa cara sebagai berikut:
1. Ganti air setiap tiga hari kalau kena penyakit
2.
Di
buang yang udang yang sudah kenah penyakit
3.
Pakai
saringan in-let agar hama pembawa penyakit tidak masuk
4.
Panen
tergantung condisi udang dan mortalitas
5.
Jangan
bikin udang stress
d. Sampling
Pertumbuhan
Untuk
mengetahui kondisi pertumbuhan dan perkembangan rata-rata udang dilakukan
sampling setiap 7 – 10 hari sekali sejak udang berumur 40 – 50 hari, adapun
cara sampling sebagai berikut:
-
Di
jalah di depan kincir
-
Simpan
di ragak dan di hitung
-
Di
timbang
-
udang
Kembalikan udang di kolam
-
Hitung
SR, FCR, Bera€t
udang, Biomass dan ADG
|
22
|
1. MBW
(mean body weight) untuk mengetahui berat rata-rata udang
MBW = Jumlah berat
udang rata-rata
Jumlah udang
2.
Biomass
untuk mengetahui jumlah berat total perssatuan area
Biomass = pakan harian
FR
3.
Populasi untuk
mengetahui jumlah udang dalam satu area
Populasi = Biomass
MBW
4.
Survival Rate (SR) untuk mengetahui suatu angka kehidupan yang
berlangsung .
SR =
Populasi
X 100
Jumlah Benur Udang
5.
FCR
(feed conversion ratio) untuk menghitung jumlah rata-rata pakan yang telah
dihabiskan
FCR = Jumlah pakan yang terpakai
Biomass
6.
ADG (averge daily
growth) untuk mengetahui rata-rata berat udang harian
ADG = Rata-rata
udang sampling –
Rata-rata berat udang kemaren
Selisih Hari
Sampling
7. Size
untuk mengetahui ukuran besar udang
Size
= 1000
MBW
3.
|
23
|
Pemanenan
udang dilakukan apabila umur udang sudah cukup umur dan ukurannya, dan biasa
juga pemanenan tergantung permintaan perusahaan pengelolahan.
Pemanenan
terdiri atas panen persial dan panen total, yang dimaksud panen persial adalah
panen yang dilakukan dengan jala, dan tidak melakukan pengurangan air, panen
ini biasa untuk mengurangi kepadatan udang didalam kolam.
Alat
dan cara panen persial sebagai berikut
-
Jala - Pompa 1 inci
-
Keranjang -
Sekop
-
Blong fiber -
Pakan
-
Selang
- Air
-
Es - Blower
-
Mobil - Box
Panen persial dilakukan dengan cara
pakan diberikan disuatu tempat tertentu, agar udang medah terkumpul, setelah
itu dibiarkan sekitar 5 – 10 menit lakukan penjalaan berulang – ulang, dan
hasil penjalaan ditampung dalam keranjang panen dan disiram bersih, setelah itu
segera rendam udang dengan air yang telah diberi es agar udang tetap segar,
lalu udang dibawa ketempat penimbangan dengan mobil pengangkut, sebelum
ditimbang udang dibersihkan terlebih dahulu, setelah udang ditimbang udang
dimasukan kedalam bak fiber yang ada didalam mobil, udang tersebul dicampur
dengan es agar tetap segar.
Sedangkan panen total dilakukan dengan
cara mengeringkan air hingga kedsar kolam
dengan dipompa atau dengan membuka pintu pengeluaran(outlet).
|
24
|
-
Jala - Air
-
Keranjang panen - Es
Batu
-
Blong fiber - Pompa 10 inci beserta pralon
-
Selang -
Tangga panen
-
Sekop -
Serok
-
Kondom panen - Lampu
-
Tali timbang - Mobil pengangkut
-
Pompa
Setelah semua persiapan dilakukan,
langkah pertama adalah pemasangan kondom panen dipintu panen, pembuangan air
melewati pintu yang sudah dipasang kondom, untuk mempercepat pembuangan air
dibantudengan pompa 10 inci hingga air kering, udang yang masuk kedalam kondom
panen sudah penuh secepatnya dimasukan kedalam keranjang panen, lalu ditarik
menggunakan tali melalui tangga panen, setelah itu udang dimasukan kedalam
blong fiber yang telah diisi dengan air dan es
dan diserok setelah terendam dengan air es, setelah itu udang dibawa
ketempat penimbangan, sebelum ditimbang udang terlebih dahulu di bersihkan,
setelah udang dibersikan dan ditimbang udang dimasukan kedalam bak fiber yang
ada didalam mobil, udang tersebut dicampur dengan es agar udang tetap segar,
dengan perbandingan 1 : 1.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan diatas, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa kegiatan yng dilakukan dalam proses budidaya udang vannamei
terdiri atas tiga tahap meliputi Persiapan Kolam, Pemeliharaan, dan Pemanenan
sebagai kegiatan akhir dari suatu budidaya.
Dalam proses
budidaya udang vannamei penyakit yang sering ditemukan adalah penyakit yang
disebabkan oleh virus IMNV (Infectious Myonecrosis Virus) atau juga sering disebut mio, dan sampai sekarang belum ditemukan
pegobatan yang maksimal.dan juga penyakit yang harus diwaspadai yaitu penyakit
WSSV (White Spot Syndrome Virus) karena
penyakit ini sangat berbahaya.
Pengolahan kualitas air dan pemberian pakan yang
kontinyu dan berkualitas juga sangat mempengaruhi pertumbuhan dalam
pemeliharaan.
B.
SARAN
ü Perlu
ditingkatkan alat-alat yang sangat mendukung untuk pengolahan budidaya udang
vannamei.
ü Alat-alat
yng digunakan dalam proses budidaya harus benar-benar bersihdan tidak
terinfeksi organisme lain yang akan menimbulkan penyakit bagi kehidupan udang
tersebut.
ü Perlu
adanya kerja sama yang baik antara perusahaan, masyarakat, dan pemerintah.
|
25
|
DAFTAR PUSTAKA
Alex w. 2009. Penaeus vannamei.
http://www.sellingurchins.info/?p=165
Amri dan Iskandar. 2008. Budidaya Udang Vannamei. PT.
Garamedia Pustaka Utama. Jakarta
Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Payau Jepara.
2009. Budidaya Udang Windu. www.udang-bbbap.com
Ghufran, M. 2010. Pakan Udang: Nutrisi, Formulasi,
Pembuatan, dan Pemberian. Akademia. Jakarta.
Haliman, R.W. dan D. Adijaya S. 2005. Udang Vannamei.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Kordi, Ghufron dan Tancung, Andi Baso. 2005.
Pengelolaan Kualitas Air Dalam Budidaya Perairan. Rineka Cipta. Jakarta
Prihatman K. 2001. Saponin untuk Pembasmi Hama Udang.
http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/3208166174.pdf
Wannasuria S. 2010. Probiotik Akuakultur. http://agritekno.com/probiotik/103-probiotik-akuakultur.html
|
26
|