Selasa, 25 Oktober 2016

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI

BUDIDAYA UDANG VANNAMEI (Litopenaeus Vannamei)             
  DI P.T. PULAU MAS KHATULISTIWA
DESA RUKMA JAYA, KECAMATAN SUNGAI RAYA KEPULAUAN, KABUPATEN BENGKAYANG

Oleh
NAMA                                     : MULYADI
NIT                                          : 0463
PROGRAM KEJURUAN       :AGRIBISNIS PRODUKSI   SUMBERDAYA PERAIRAN






KATA PENGANTAR
            Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadiran Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan praktek kerja industri dan menyusun laporan ini sesuai dengan waktu yang ditentukan  dengan judul “ BUDIDAYA UDANG VANNAMEI (Litopenaeus vannamei)” Di P.T. PULAU MAS KHATULISTIWA Desa Rukma Jaya, kec. Sungai raya kepulauan, Kab. Bengkayang.
            Dengan adanya kegiatan prakerin ini tentunya dapat bertukar pikiran dan pengalaman mengenai ilmu perikanan khususnya tentang budidaya udang vannamei. Dalam menyusun laporan ini tidak terlepas berkat bantuan dari semua  pihak yang pada saat ini penulis mau sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
1.      Bapak JAMIAD, S.Pd, MH, selaku kepala SMK Negeri 1 Pemangkat
2.      Mr. LEE, selaku pemilik perusahaan P.T. PULAU MAS KHATULISTIWA.
3.      Bapak Ateng  selaku pimpinan perusahaan P.T. Pulau Mas Khatulistiwa.
4.      Mr. James  Castro, selaku teknisi Tambak 1 P.T. Pulau Mas Khatulistiwa.
5.      Ibu  INDRAWATI BUDIARSIH, S.Pi, selaku ketua program APSP.
6.      Bapak RACHMAT AMIN, A.Pi, M.Si. selaku guru pembimbing.
7.      Seluruh Operator serta Mekanik Tambak P.T. Pulau Mas Khatulistiwa, yang telah banyak membantu dalam kegiatan prakerin dan menyusun laporan ini.
8.      Kedua Orangtua dan teman-teman Penulis yang telah membantu dan memberikan dukungan moril dan material.
Dalam menyusun laporan ini penulis menyadari asih banyak kekurangan maka dari itu sangat diharapkan saran dan masukan yang bersipat membangun  demi kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih semoga laporan ini bermanfaat dan dapat diterima oleh pembaca.
Penulis,......Mei 2014
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN......................................................                     i
KATA PENGANTAR..............................................................                     ii
DAFTAR ISI.............................................................................                     iii - iv

BAB I    PENDAHULUAN......................................................                    1
A.    Latar Belakang.........................................................                     1
B.     Maksud dan Tujuan..................................................                    2
BAB II   TINJAUAN PUSTAKA.............................................                    3
A.    Persiapan Kolam....................................................                       3
a.       Pengeringan.................................................                      3
b.      Pengapuran.................................................                       3
c.       Pemupukan..................................................                      3
d.      Pemberantasan hama....................................                     4
e.       Pengisian air.................................................                     4
f.       Pemakaian probiotik....................................                      4
g.      Penebaran ...................................................                      5
B.     Pemeliharaan...........................................................                      5
a.       Manajemen pakan.......................................                      5
b.      Manjemen kualitas air.................................                      6
c.       Hama dan penyakit.....................................                      6
d.      Sampling dan pertumbuhan........................                      7
C.     Pemanenan..............................................................                      8









iii
 

iv
BAB III DESKRIPSI PRAKTEK............................................                    9
A.    Waktu dan Tempat....................................................                   9
B.     Sejarah Singkat.........................................................                    9
C.     Alat dan Bahan..........................................................                   9
D.    Sruktur Organisasi.....................................................                   10
E.     Tugas Pokok dan Fungsi...........................................                    11
F.      Program Kerja Dan Kegiatan ..................................                     11
G.    Fasilitas Perusahaan..................................................                    11
H.    Metode Pengumpulan data.......................................                    12
BAB IV PEMBAHASAN
A.    Hasil Pengamatan....................................................                     13
1.      Persiapan Kolam................................................                     13
a.       Pengeringan..................................................                     13
b.      Pengapuran..................................................                      13
c.       Pemupukan...................................................                     13
d.      Pemberantasan hama....................................                     14
e.       Pengisian air.................................................                     14
f.       Pemakaian probiotik....................................                      15 - 16
g.      Penebaran ...................................................                      17
2.      Pemeliharaan....................................................                       18
a.       Manajemen pakan.......................................                      18 - 20
b.      Maanjemen kualitas air................................                      20
c.       Hama dan penyakit......................................                     20 - 21
d.      Sampling dan pertumbuhan.........................                     21 - 22
3.      Pemanenan.......................................................                       23 - 24
BAB V  PENUTUP...............................................................                        25
A.     Kesimpulan...........................................................                       25
B.      Saran ...................................................................                        25
DAFTAR PUSTAKA..............................................................                      26



BAB I
PENDAHULUAN
A.       LATAR BELAKANG
Sejalan dengan berkembangnya dunia perikanan, usaha kerajinan juga berkembang, banyak masyarakat menggunakan peluang tersebut dengan membuat sarana dan prasarana usaha perikanan seperti, peralatan perikanan,  alat pengangkutan dan pakan. Dari banyaknya komoditas perikanan di Indonesia udang dapat dikatakan berprospek cerah karena sudah dikenal lama, udang terus berkembang dan semakin populer dimasyarakat bahkan kepopulerannya dapat mengalahkan jenis ikan lain yang sudah lama dan lebih dahulu  hadir di Indonesia.
Perkembangan budidaya udang vannamei sendiri telah mengalami kemajuan yang sangat pesat, hal ini didukung oleh usaha budidaya yang intensif dengan teknelogi yang sudah dikuasai.
Udang vannamei (Litopinaeus vannamei) merupakan jenis udang impor yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi dengan habitat aslinya berasal dari Amerika Latin, dan pertama masuk ke Indonesia pada tahun 2001.









 Maksud dan Tujuan
1
            Kegiatan praktek kerja industri (Prakerin) yang dilakukan bermaksud untuk :
1.      Mendapatkan pengetahuan dan pengalaman yang belum didapatkan  dibangku sekolah serta sebagai sarana latihan sebelum terjun kemasyarakat.
2.      Untuk menambah wawasan dan pengalaman serta sebagai studibanding antara teori dan keadaan nyata/dilapangan.
3.      Melatih taruna/i agar memiliki keterampilan dan hidup mandiri.
4.      Untuk mengetahui cara kerja dalam tehnik produksi benur dan pemasaran produksi yang berkaitan dengan Agribisnis.
5.      Untuk mengenal lebih jelas ruang lingkup perikanan air payau.













BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.    PERSIAPAN WADAH BUDIDAYA
Hasil budidaya yang memuaskan akan diperoleh bila ditunjang oleh sarana yang komplit yang dimulai dari konsruksi, sarana dan prasarana pemliharaan lainnya.
a.      Pengeringan dan Pengolahan tanah dasar kolam
Menurut Tricahyo (1995) pengeringan dilakukan selama kurang lebih      2 minggu tergantung cuaca sampai tanah retak-retak sedalam 5 sampai       10 cm, dengan adanya celah tersebut akan membantu sirkulasi oksigen dalam tanah.
Pengeringan dan pengolahan tanah bertujuan untuk membunuh hama penyakit serta membantu pertumbuhan klekap (Amri, 2003).

b.      Pengapuran
Kebutuhan kapur untuk menaikan pH tanah dan fungsi-fungsi antara lain adalah membantu penguraian bahan organik yang terkandung didalam tanah menjadi unsur hara yang akan dimamfaatkan oleh pakan alami untuk pertumbuhan serta membasmi hama penyakit yang ada didalam tambak (Achmad. T (1991) dan Eric Sutikno (2004)).

c.       Pemupukan
3
Pemupukan diperlukan apabila kualitas tanah belum stabil, untuk tambak yang baru dibangun dan meskipun unsur hara yang diberikan pupuk organik yaitu urea dengan dosis 150-200 kg/ha, TSP 75-150 kg/ha (Amir, 2003).

d.      Pemberantasan Hama

4
 Dalam pemberantasan hama, pestisida anorganik yang digunakan adalah saponin dengan dosis 20 mg/L. keuntungan jenis racun ini karena dapat menjadi pupuk setelah daya racunnya hilang (ampasnya). Oleh karena itu, pengendalian hama ditambak sebaiknya dilakukan dengan mempergunakan cara mekanis dan pestisida organik (pestisida nabati). Apabila dengan mempergunakan cara tersebut belum memberikan hasil yang diharapkan, maka sebagai langkah terakhir barulah mempergunakan pestisida anorganik yang memiliki residu sangat rendah (Ratnawati, 2008).

e.       Pengisian air
Menurut Amri (2003) prameter kualitas air yang diperhatikan yaitu Suhu, Salinitas, Oksigen terlarut (DO), Derajat keasaman (pH), Kebutuhan oksigen, Amoniak(NH3), Nitrit (NO2), dan Nidrogen sulfida (H2S), selain itu juga air harus disaring dan meia halus (Herefa, 2003).
f.       Pemakaian Probiotik
      Menurut Amri dan Iskandar (2008), bahwa aplikasi probiotik dapat dilakukan melalui oral (dicampur pakan) dan lingkungan (air dan dasar tambak). Aplikasi probiotik melalui lingkungan bertujuan untuk memperbaiki kondisi lingkungan (menguraikan bahan organik, menyerap/menetralkan senyawa beracun seperti ammonia, nitrit, dan asam sulfida), menstabilkan plankton (menghasilkan senyawa anorganik yang diperlukan plankton) dan menekan bakteri yang merugikan.




g.     
5
Penebaran
Penebaran Benur Menurut Adiwidjaya dan Erik (2009), menyatakan bahwa untuk mendapatkan benur yang berkualitas (sesuai SNI), maka pemilihan dan pemilahan benur harus dilaksanakan dengan hati-hati, melalui prosedur yang disyaratkan. Sebelum benih ditebar dilakukan aklimatisasi terhadap suhu dan kadar garam air pengangkutan dengan air tambak. Cara yang dilakukan adalah membuka kantong dan menambahkan air tambak kedalam kantong sedikit demi sedikit sampai benih udang aktif berenang keluar sediri dari dalam kantong tersebut. Arti dari aklimatisasi sendiri adalah proses organisme individu menyesuaikan diri dengan perubahan bertahap di lingkungannya, (seperti perubahan suhu, kelembaban, penyinaran, atau pH) yang memungkinkan untuk mempertahankan performa di berbagai kondisi lingkungan (en.wikipedia.org) Pada stadia PL atau benih, udang sangat peka.
B.     PEMELIHARAAN
a.      Manajemen Pakan
Jenis Pakan Menurut Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (2010), bahwa bentuk dan ukuran pakan udang disesuaikan dengan tingkatan atau umur udang yang akan diberikan. Dosis Pakan Menurut Muhariyanto (2001), menyatakan bahwa takaran pakan yang diberikan kepada udang relatif akan berkurang sejalan dengan bertambah besarnya ukuran udang. Takaran awal pakan yang diberikan adalah 6,8 % dari berat badan/hari dan akan diturunkan secara bertahap sehingga pada saat udang ukuran panen (30 gr), jumlah pakan yang diberikan adalah antara 2,5 – 3 % dari berat badan/hari. Umumnya frekuensi pemberian pakan udang dalam sistem budidaya sistem semi intensif dan intensif mencapai 4 – 6 kali sehari.


b.     
6
Manajemen Kualitas Air
Menurut Baliao dan Siri (2002), bahwa air yang akan ditebari udang harus mempunyai kualitas sifat fisika dan kimia sebagai berikut :
a.       Oksigen terlarut : > 4 ppm
b.      Ammonia: < 0,1 ppm  Salinitas: 25 - 30 ppt  pH : 7,5 - 8,5  Suhu : 28 - 32 OC  Alkalinitas : > 80 ppm
c.        Kecerahan : 35 - 45 cm
d.       Warna air : hijau kecoklatan

c.       Hama dan Penyakit

Menurut FAO (2006), bahwa beberapa macam hama yang mengganggu tambak udang, baik yang merupakan hama langsung maupun hama yang tidak langsung adalah :
1.   Hama pengganggu
      Kepiting, udang penggali (Thalassina), kerang-kerangan, jamur.
2.   Hama penyaing
      Bekicot, ikan, kepiting, udang.
3.   Hama predator
Ikan, kepiting, burung, manusia, serangga, ular, berang-berang, kadal.
         Jenis jamur (cendawan) yang umumnya menyerang : sirolfidium sp, halipyhoros sp,            sedangkan virus yang diwaspadai antara lain : White Spot sydrome virus (WSSV), Taura Syndrome virus (TSV), dan Infectious Hypodermal Hematopoitic Necroris Virus (IHHNV) (Haliaman dan Aidjaya, 2005).
          Pemberantasan hama dan penyakit sering digunakan saponen dan captureyang berfungsi untuk membunuh hewan berdarah merah dan putih seperti kepiting dan keong/siput, golongan hewan pemangsa (predator) merupakan segala jenis hewan yang dapat memangsa udang vannamei yang dipelihara di kolam pemeliharaan, seperti jenis ikan (ikan kakap,  ikan bulan, dan ikan kerong-kerong). Jenis crustacean (kepiting), dan jenis reptile (ular), golongan penyaring (compotitor) seperti udang liar dari lautyang menjadi competitor dalam mencari pakan sehinggan di khawatirkan udang vannamei akan mengalami kekurangan pakan ( Haliman dan Adijaya, 2005).   
d.     
7
Sampling dan Pertumbuhan
Menurut BBPBAP Jepara (2011), bahwa sampling pertumbuhan dimaksudkan untuk memperoleh data tentang kondisi kesehatan udang, populasi, berat individu (gr), rerata pertumbuhan harian (gr), estimasi total biomass (kg), mengetahui variasi ukuran dan selanjutnya dapat digunakan sebagai acuan perhitungan jumlah pakan/hari. Masing-masing dapat dihitung dengan rumus seperti berikut :
a. Mean Body Weight (ABW)
ABW = Berat udang + wadah – berat wadah
Jumlah Udang ( berat rata-rata)
b. Average Daily Growth (ADG)
ADG = ABWn/10 – ABWo/10
c. Survival Rate (Sintasan)
Biomasa (kg) = Jumlah Tebar x SR x ABW
Populasi (ekor) = Biomasa/ABW x 1000
Sintasan (%) = Populasi/jumlah tebar x 100



C.    
8
PEMANENAN

Menurut Amri dan Iskandar (2008), bahwa pemanenan dilaksanakan setelah udang mencapai umur lebih kurang 100 hari pemeliharaan ditambak, atau tergantung laju pertumbuhan udang. Apabila berat rata-rata (ABW) telah mencapai umur standart permintaan pasar (ukuran 60 – 80 atau 60 – 80 ekor/kg) maka panen dapat dilaksanakan walaupun masa pemeliharaan belum mencapai 100 hari. Menurut BPTP Sulawesi Selatan (2008), bahwa setelah pemanenan selesai, maka hasil panen harus ditangani secepatnya agar kualitas dan kesegaran udang atau ikan tetap baik hingga ke pasar atau konsumen. Penanganan udang hasil panen harus dilakukan dengan cepat karena kualitas udang cepat menurun setelah dipanen. Keterlambatan dalam penanganan udang mengakibatkan udang tidak dapat diterima dipasaran sebagai komoditas ekspor.












9
BAB III
DISKRIPSI PRAKERIN
A.    WAKTU DAN TEMPAT PRAKERIN
Waktu berlangsungnya prakerin sekitar 3 bulan yang berlangsung dari tanggal 3 februari 2014 hingga 3 mei 2014 di Tambak 1 P.T  Pulau Mas Khatulistiwa, yang terletak di Desa Sungai Rukma jaya, Kecamatan Sungai Raya Kepulauan, Kabupaten Bengkayang.
B.     SEJARAH SINGKAT
Tambak P.T. Pulau Mas Khatulistiwa, yang berada di Desa Rukma Jaya, Kec. Sungai Raya Kepulauan, Kab. Bengkayang, Kalimantan Barat.
Tambak P.T. Pulau Mas Khatulistiwa, adalah perusahaan yang bergerak dibidang industri perikanan sebagai pengusaha postrit/penanaman modal dalam negeri, (PMDN), yag bernama marius susanto, dan mulai beroperasi pada tahun 1996, yang bernama P.T. Windu Sejahtera yang diambil alih oleh Mr. LEE, pada tahun            2008.

C.    ALAT DAN BAHAN BUDIDAYA


-          Kapur Hydrated lime
-          Kapur tohor
-          Kincir
-          Kapture
-          Samponin
-          Kaporit
-          Probiotic
-          Benur udang vannamei
-          Pakan
-          Blower
-          Pompa
-          Inlet dan outlet
-          Saringan
-          Alat pengukur kualitas air
-          Alat panen




D.   
10
STURKTUR ORGANISASI

PEMILIK PERUSAHAAN
MR. LEE
PIMPINAN
BAPAK ATENG
MEKANIK
SUPARTO
ADMINISTASI
TEKNISI
MR. JAMES CASRO
 
















OPERATOR
         

MARSIUS
ANGGA

MANTO
LEMBOT
DELI
HENGKI
 









Sruktur Organisasi. P.T. Pulau Mas Khatulistiwa
E.    
11
TUGAS POKOK DAN FUNGSI
1.  Tugas        pokok
Tugas utama dari tambak P.T. Pulau Mas Khatulistiwa adalah sebagai tempat budidaya pembesaran udang vannamei.
2.      Fungsi
Tambak P.T. Pulau Mas Khatulistiwa selain memiliki tugas pokok, dan juga memiliki fungsi sebagai tambak penghasil budidaya udang vannamei untuk konsumsi yang sekaligus sebagai penyedia bahan baku pabrik untuk ekspor udang vannamei.
F.     PROGRAM KERJA DAN KEGIATAN
1.      Sebagai tempat penyediaan  bahan baku pabrik untuk ekspor yang berkeseimbangan.
2.      Pengembangan teknelogi budidaya air payau.
G.    FASILITAS PERUSAHAAN
1.      Fasilitas  pokok
-          Petakan tambak
-          Kincir
-          Genset
-          Blower
-          Gudang Pakan
-          Pompa Air Laut
-          Pipa Pralon
2.      Fasilitas penunjang
-          Mobil pengangkut                          -     bak fiber
-          Motor                                             -     jala
-          Keranjang                                       -     filter kondom
-          Sampan                                           -     tali
-          Conical tank                                    -     anco
-          Blong                                               -     plastic hope
-          Argo
H.   
12
METODE PENGUMPULAN DATA
            Adapun metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut;
1.      Metode Interview
      Metode tanya jawab antara penulis dengan petugas atau pembimbing dilapangan uyang berada di tambak P.T. Pulau Mas Khatulistiwa.
2.      Metode Tinjau Pustaka
Metode yang menggunakan materi dari sekolah dan beberapa literatu buku-buku untuk menambah data yang belum lengkap.
3.      Metode Partisipatif
Metode yang dimana langsung ikut dengan kegiatan dilapangan, berperan aktif dalam kegiatan yang dilakukan responden selam pelaksanaan prakerin.
4.      Metode Orientasi
Sebelum mengikuti kegiatan prakerin peserta prakerin diperkenalkan terlebih dahulu dengan lingkungan sekitar oleh pembimbing lapangan dan karyawan dengan fasilitas yang digunakan.








                                                                                
13
BAB IV
PEMBAHASAN
A.    HASIL PENGAMATAN
1.      Persiapan Wadah Budidaya
Sebelum kolam yang akan ditebari benur, perlu dilakukan berbagai persiapan, tujuan persiapan ini adalah agar terbebas dari sumber – sumber penyakit dan meningkatkan kesuburan tanah, adapun tahap – persiapan meliputi:
a.       Pengeringan
Sebelum melakukan pengeringan sebaiknya dilakukan penutupan pintu pemasukan air (inlet) dan pengeluaran air (outlet).  Pengeringan kolam ini tergantung dari kondisi tanah dan penyakit, jika tanah Banyak lumpur dan gas organik, lama pengeringan 3 minggu sampai 1 bulan. Dan jika kolam terkena penyakit bisa selama 3 minggu hingga 2 bulan pengeringan. Pengeringan ini dilakukan dengan menjemur dasar kolam hingga tanah kering/retak-retak,  dan pengelolaan tanah menggunakan traktor.
b.      Pengapuran
Pengapuran ini bertujuan untuk meningkatkan pH tanah pada dasar kolam. Jenis kapur yang digunakan yaitu kapur Hydrated lime, Active lime, Quick lime. Dengan dosis masing-masing : Quick Lime: 1 ½ ton/ha, Haydrated Lime: Tergantung pH tanahActive Lime: 800 – 1000 kg/ha. Pengapuran ini dilakukan dengan cara menebarkan keseluruh dasar kolam.

c.       Pemupukan

Pemupukan ini dilakukan setelah pengisian air,  jenis pupuk yang digunakan adalah pupuk organik (fermentasi pasta) dan anorganik (buatan). Pupuk Organik ( fermentasi pasta) ini diberikan setiap pagi hari pada saat matahari mulai panas. Dan pupuk buatan ini berupa pupuk TSP, Urea (NPK), Dolomit. Pupuk TSP dan Urea (NPK) ini diberikan dengan dosis 5 kg/Ha, diberikan dengan cara digantung dibelakang kincir atau ditebar langsung kedalam kolam. Dan pupuk Dolamit diberikan tergantung tinggi air, berkisar antara 50 – 100 kg/Ha pupuk ini biasa diberikan dengan cara ditebar tepatnya pada sore hari.
14
 

d.       Pemberantasan Hama
Jenis obat yang digunakan untuk pemberantasan hama ada 3 macam yaitu Capture, Samponin, dan Kaporit
1.      Capture
Capture ditebar menggunakan semprot pompa, capture ini di berikan dengan dosis 5 liter/Ha. Capture bertujuan untuk membunuh hama yang berdarah putih seperti rajungan, kepiting, siput, dan udang liar.
2.      Samponin
Samponin ditebar setelah pengisian air dengan dosis 15 ppm, sebelum ditebar samponin dicampur dengan air untuk mempemudah penebaran dan ditebarkan keseluruh area kolam. Samponin ini bertujuan untuk membunuh hama yang berdarah merah seperti ikan kakap, mujair, belanak, bulan, kerong – kerong, dan lain-lain.
3.      Kaporit
Kaporit ditebar setelah pengisian air, dosis yang diberikan sekitar 30 ppm ditebar dengan cara menebar tepatnya dibelakang kincir.

e.       Pengisian Air Media Pembesaran
Sebelum pengisian air kedalam kolam, sebaiknya dipasang terlebih dahulu filter (saringan) dipintu pemasukan air (inlet). Pemasangan saringan dipintu pemasukan air ( inlet ) bertujuan untuk mencegah hama yang berupa benih atau telur yang masuk kedalam kolam sehingga akan menjadi competitor dan predator bagi udang yang sedang dipelihara. Selain itu juga dapat mengganggu proses kegiatan budidaya tersebut, setelah itu isi kolam hingga mencapai ketinggian air yang diinginkan.
f.    
15
Pemakaian Probiotik
Pemakaian probiatik ini berguna untuk menumbuhkan plankton dan bakteri. Probiotik yang biasa digunakan dalam budidaya yaitu: Probiozyme, Pasta, Biomin Aquastar (pond), Aquamaster Bacteri.
Ø  probiozyme ini proses pemberiannya dengan cara dicampur dengan pakan udang dan diberikan setiap hari.
Ø  Membuat pasta
alat dan bahan:
o     sterowpoam,
o     Dedak
o     protein,
o     bakteri,
o     wadah drum plastik di bagi 2.
cara kerja:
1.          pertama tama timbang pakan bubuk sebanyak 10 kg.
2.         lalu timbang protein seebanyak 200 gram.
3.         setelah keduanya ditimbang pakan dan protein tersebut dimasukan kedalam wadah lalu diaduk sampai merata.
4.         Kemudian pakan dan protein yang udah di satukan tersebut dicampurkan lagi dengan bakteri  yang banyaknya sebanyak 8 liter.
5.         Setelah semuanya merata pakan tersebut dimasukan kedalam sterowpoam dan ditutup.
6.          Kemudian tunggu sampai beberapa jam.
7.          Dan ditebarkan dipagi hari ketika matahari mulai timbul.



·        
16
Biomin Aquasatar (Pond):
·           Timbang 600 g Aquastar
·           Di kasih air 15 liter
·           Di kasih molasse 600 ml
·           Di aduk dan gunakan airasi sampai 24 jam
·           Dan ditebar dikolam
·         Aquamaster Bacteri:
§  Bakteri:
-        Rebus 1 liter air sampai mendidih
-       Masukkan didalam blong dan masukkan 200 grams polard
-       Dinginkan sampai suhu 35 0C
-       Tambah 9 liter air bersih dan massukan 40 ml Aquamaster bakteri dan aerasi selama 24 jam
§  Cara:
-    Rebus 50 liter air sampai mendidih
-    Dicampur dengan 50 kg polard lalu diaduk hingga merata
-    Dinginkan sampai suhu 35 0C
-    Tambah 60 liter air dan diaduk
-    Masukkan 10 liter kultur bakteri
-    Diaduk setiap 3 jam
-    Di kultur selama 24 jam
-    Penebaran dilakukan pada pagi hari





g.   
17
Penebaran
Sebelum benur ditebar sebaiknya siapkan terlebih dahulu alat dan bahan yang akan digunakan dalam proses penebaran benur.
Adapun alat dan bahan sebagai berikut:


-       Blong                     
-       Selang
-       Perlengkapan
-       Aerasi
-       Pompa air
-       Saringan
-       Peralon
-       Artemia
-       Probiotik


-       Vitamin C

-       Benur


Sebelum penebaran benur dilakukan, sebaiknya benur udang yang akan ditebar diuji terlebih dahulu. Udang yang baik untuk ditebar sebagai berikut:
1.          Benurnya seragam atau sama.
2.          Transparan benur.
3.          Lengkap atau tidak cacat dan lain-lain.
Sebelum melakukan penebaran sebaiknya dilakukan aklimatisasi agar benur udang yang akan ditebar tidak mengalami stres. proses aklimatisasi adalah sebagai berikut:
1.          Cek kualitas air yang ada didalam packing benur dari hatchery.
2.          Lalu bandingkan dengan kualitas air yang ada dikolam.
3.         Masukan benur kedalam blong yang telah diisi air dan aerasi yang diperlukan.
4.         Sirkulisasi air untuk menyesuaikan kualitas air dari hatchary dan kolam.
5.         Selama penebaran berlangsung, benur diberi Probiotik, Vitamin C, dan Artemia.
6.         Jika kualitas air sudah sama penebaran boleh dilakukan.

2.     
18
Pemeliharaan
Setelah penebaran benur kegiatan selanjutnya yang merupakan serangkaian budidaya adalah pemeliharaan yang dimana kegiatan meliputi perawatan terhadap benur yang ditebar hingga menjadi udang konsumsi yang siap untuk dipasarkan, diantara kegiatan meliputi:
a.       Manajemen Pakan
Untuk tumbuh dan berkembang besar tidaklah lepas dari pemberian pakan salah satunya, yang harus diperhatikan dalam pemberian pakan adalah pakan yang diberikan harus tepat baik itu ukuran, waktu, dan tepat jumlahnya.
Pakan terdiri atas pakan alami dan buatan, pakan alami biasa berupa jasad renik yang biasa disebut plankton yang ditumbuhkan dengan fermentasi pasta dan pemupukan. Sedangkan pakan buatan merupakan pakan hasil produksi pabrik yang berbentuk pelet.
Pakan buatan yang dimaksud adalah V991, Aqua Master 1A, TT662, Aqua Master 2, TT663, Fairly 3B, TT664.
Masing-masing nilai nutrisi pakan sebagai berikut;
Tabel nutrisi pakan
Nama pakan
Kadar air
Protein
Lemak
Mineral
Serat
V991
4%
40%
6 – 8%
11%
16%
Aqua Master 1A
6%
36%
3%
10%
13%
TT662
4-6%
40%
5 – 7%
11%
16%
Aqua Master 2
3%
38%
6%
10%
13%
TT663
4%
40%
5 – 7%
11%
16%
TT664.
4%
40%
5 – 7%
11%
16%
Sumber. P.T. Pulau Mas Khatulistiwa



19
Perhitungan Dosis Pakan:
1.      Berat Badan X Jumlah Tebar X SR X FR
2.      Blind feeding: 1.5 kg per 100000 benur
3.      Autofeeder: Tergantung kesukahan udang makan
Pakan yang diberikan harus sesuai dengan umur udang yang dipelihara, jenis pakan dan berat udang dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel. Jenis pakan dan berat udang
Jenis pakan
Berat (g)
Frekwensi
V991
PL 15 – 1g
3 – 4 kali/hari
Aquamaster 1 A
PL 25 – 1g
3 – 4 kali/hari
TT662
1g – 2g
3 – 4 kali/hari
Aquamaster
1g – 5g
4 kali/hari
TT663
2g – 3g
3 – 4 kali/hari
TT664
3g – 7g
3 – 4 kali/hari
Sumber. P.T. Pulau Mas Khatulistiwa

Sebelum diberikan pakan dicampur terlebih dahulu dengan probiotik yang bertujuan untuk menambah nafsu makan udang dan meningkatkan kekebalan tubuh udang yang dipelihara terhadap penyakit.
Pakan diberikan pada bulan pertama sewaktu udang berumur 1 – 30 hari dengan cara ditebar secara merata didalam kolam pemeliharaan, untuk mempermudah proses penebaran pakan udang yang banyak dan kolam yang luas maka digunakan sampan yang dibuat dari pelampung fiber yang dirakit dengan kayu, sedangkan untuk bulan berikutnya pakan diberikan dengan menggunakan mesin pakan otomatis (Autofeeder).
Pemberian pakan secara otomatis dengan menggunakan autofeeder yaitu dengan kisaran waktu 10 menit, dengan 30 putaran, pemberian pakan ini dengan memasukan pakan kedalam autofeeder, kemudian mesin akan menebar pakan dengan otomatis dengan kisaran waktu yang sudah ditentukan, oleh karena itu pakan harus diisi kedalam autofeeder dengan pengontrolan anco secara berkala, jika didalam anco keadaan kosong maka kisaran autofeeder dinaikan, begitu juga sebaliknya.
20
Pemberian pakan yang berlebihan dan tidak sesuai kriteria pakan dapat menyebabkan pakan yang tidak termakan, dan mengendap didasar kolam sehingga menjadi sumber amoniak dan penyakit.

b.      Manajemen Kualitas Air
Pengelolaan kualitas air secara baik dan benar menjadi prioritas utama dalam budidaya. karena air yang akan ditebari udang harus mempunyai kualitas sifat fisika, kimia, dan biolagi telah ditentukan.
Yang pertama adalah parameter fisika yang meliputi tinggi air sekitar 120 – 150 cm, kecerahan 30 – 40cm, warna air hijau dan coklat, serta suhu 24 – 31 0C. Parameter kimia meliputi  pH: 7.5 – 8.5, Salinitas: 28 - 33 ppm, DO: >4.0 ppm, Alkalinitas: 100 – 120 ppm, NO2: < 0.2, Ammonia: < 0.1 ppm. Dan yang terahi parameter biologi yang meliputi kepadatan plankton, kepadatan bakteri, serta kepadatan hama.

c.       Hama dan Penyakit
Hama yang sering terdapat pada kolam pemeliharaan umumnya hama yang berdarah merah dan berdarah putih, hama yang berdarah merah seperti ikan kakap, mujair, belanak dan lainya, sedangkan yang berdarah putih seperti keong, rajungan, udang liar dan kepiting. Hama tersebut bersifat penyaing (competitor) dan pemangsa (predator).
Penyakit udang vannamei yang sering ditemukan dalam proses pemeliharaan adalah penyakit yang disebabkan oleh virus IMNV (Infectious Myonecrosis Virus), dan biasa disebut dengan penyakit mio, adapun ciri- udang terserang penyakit ini  adalah:
-          Danging udang berwarna putih merah
-          Pada bagian ekor berwarna kemerahan
-          Udang sering terjadi kematian didasar
21
Dan penyakit yang harus diwaspadai adalah WSSV (White Spot Syndrome Virus), biasa penyakit ini disebut dengan penyakit WS . Ciri-ciri udang terserang penyakit WS sebagai berikut:
1.      Kulit dikepala udang ada yang bulat kecil dan warna putih di dalamnya 
2.      Udang yang sudah mati langsung warna merah
3.      Udang tidak mau makan
4.      Udang kumpul di tepi tanggul atau bernang di atas air
5.      100% mortalitas mulai 3 sampai 10 hari kalau sudah terkena penyakit ini.
Untuk menanggulangi hama dan penyakit udang ada beberapa cara sebagai berikut:
1.      Ganti air setiap tiga hari kalau kena penyakit
2.      Di buang yang udang yang sudah kenah penyakit
3.       Pakai saringan in-let agar hama pembawa penyakit tidak masuk
4.       Panen tergantung condisi udang dan mortalitas
5.      Jangan bikin udang stress

d.      Sampling Pertumbuhan
Untuk mengetahui kondisi pertumbuhan dan perkembangan rata-rata udang dilakukan sampling setiap 7 – 10 hari sekali sejak udang berumur 40 – 50 hari, adapun cara sampling sebagai berikut:
-          Di jalah di depan kincir
-          Simpan di ragak dan di hitung
-          Di timbang
-          udang Kembalikan udang di kolam
-          Hitung SR, FCR, Berat udang, Biomass dan ADG






22
 adapun  Cara Perhitungan Sampling sebagai berikut:

1.      MBW (mean body weight) untuk mengetahui berat rata-rata udang
MBW = Jumlah berat udang rata-rata
                              Jumlah udang
2.      Biomass untuk mengetahui jumlah berat total perssatuan area
Biomass =  pakan harian
                                                FR                  
3.      Populasi untuk mengetahui jumlah udang dalam satu area

Populasi =       Biomass
                           MBW  
4.      Survival Rate (SR) untuk mengetahui suatu angka kehidupan yang berlangsung .
SR =                Populasi                  X 100
                 Jumlah Benur Udang
5.      FCR (feed conversion ratio) untuk menghitung jumlah rata-rata pakan yang telah dihabiskan
FCR = Jumlah pakan yang terpakai
                  Biomass

6.      ADG (averge daily growth) untuk mengetahui rata-rata berat udang harian
ADG = Rata-rata udang sampling – Rata-rata berat udang kemaren
                              Selisih Hari Sampling

7.      Size untuk mengetahui ukuran besar udang
              Size =  1000
            MBW





3.     
23
Pemanenan
Pemanenan udang dilakukan apabila umur udang sudah cukup umur dan ukurannya, dan biasa juga pemanenan tergantung permintaan perusahaan pengelolahan.
Pemanenan terdiri atas panen persial dan panen total, yang dimaksud panen persial adalah panen yang dilakukan dengan jala, dan tidak melakukan pengurangan air, panen ini biasa untuk mengurangi kepadatan udang didalam kolam.
Alat dan cara panen persial sebagai berikut
-          Jala                                    -   Pompa 1 inci          
-          Keranjang                          -   Sekop
-          Blong fiber                        -   Pakan
-          Selang                               -   Air
-          Es                                      -   Blower
-          Mobil                                 -  Box
Panen persial dilakukan dengan cara pakan diberikan disuatu tempat tertentu, agar udang medah terkumpul, setelah itu dibiarkan sekitar 5 – 10 menit lakukan penjalaan berulang – ulang, dan hasil penjalaan ditampung dalam keranjang panen dan disiram bersih, setelah itu segera rendam udang dengan air yang telah diberi es agar udang tetap segar, lalu udang dibawa ketempat penimbangan dengan mobil pengangkut, sebelum ditimbang udang dibersihkan terlebih dahulu, setelah udang ditimbang udang dimasukan kedalam bak fiber yang ada didalam mobil, udang tersebul dicampur dengan es agar tetap segar.
Sedangkan panen total dilakukan dengan cara mengeringkan air hingga kedsar kolam  dengan dipompa atau dengan membuka pintu pengeluaran(outlet).



24
Alat dan bahan yang digunakan untuk panen sebagai berikut:
-          Jala                                                -  Air
-          Keranjang panen                           -  Es Batu
-          Blong fiber                                    -  Pompa 10 inci beserta pralon
-          Selang                                           - Tangga panen
-          Sekop                                            - Serok
-          Kondom panen                             - Lampu
-          Tali timbang                                  - Mobil pengangkut
-          Pompa
Setelah semua persiapan dilakukan, langkah pertama adalah pemasangan kondom panen dipintu panen, pembuangan air melewati pintu yang sudah dipasang kondom, untuk mempercepat pembuangan air dibantudengan pompa 10 inci hingga air kering, udang yang masuk kedalam kondom panen sudah penuh secepatnya dimasukan kedalam keranjang panen, lalu ditarik menggunakan tali melalui tangga panen, setelah itu udang dimasukan kedalam blong fiber yang telah diisi dengan air dan es  dan diserok setelah terendam dengan air es, setelah itu udang dibawa ketempat penimbangan, sebelum ditimbang udang terlebih dahulu di bersihkan, setelah udang dibersikan dan ditimbang udang dimasukan kedalam bak fiber yang ada didalam mobil, udang tersebut dicampur dengan es agar udang tetap segar, dengan perbandingan 1 : 1.





BAB V
 PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa kegiatan yng dilakukan dalam proses budidaya udang vannamei terdiri atas tiga tahap meliputi Persiapan Kolam, Pemeliharaan, dan Pemanenan sebagai kegiatan akhir dari suatu budidaya.
 Dalam proses budidaya udang vannamei penyakit yang sering ditemukan adalah penyakit yang disebabkan oleh virus IMNV (Infectious Myonecrosis Virus) atau juga sering disebut mio, dan sampai sekarang belum ditemukan pegobatan yang maksimal.dan juga penyakit yang harus diwaspadai yaitu penyakit WSSV (White Spot Syndrome Virus) karena penyakit ini sangat berbahaya.
Pengolahan kualitas air dan pemberian pakan yang kontinyu dan berkualitas juga sangat mempengaruhi pertumbuhan dalam pemeliharaan.

B.     SARAN
ü  Perlu ditingkatkan alat-alat yang sangat mendukung untuk pengolahan budidaya udang vannamei.
ü  Alat-alat yng digunakan dalam proses budidaya harus benar-benar bersihdan tidak terinfeksi organisme lain yang akan menimbulkan penyakit bagi kehidupan udang tersebut.
ü  Perlu adanya kerja sama yang baik antara perusahaan, masyarakat, dan pemerintah.

25
 


                            DAFTAR PUSTAKA


Alex w. 2009. Penaeus vannamei. http://www.sellingurchins.info/?p=165

Amri dan Iskandar. 2008. Budidaya Udang Vannamei. PT. Garamedia Pustaka Utama. Jakarta
Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Payau Jepara. 2009. Budidaya Udang Windu. www.udang-bbbap.com
Ghufran, M. 2010. Pakan Udang: Nutrisi, Formulasi, Pembuatan, dan Pemberian. Akademia. Jakarta.

Haliman, R.W. dan D. Adijaya S. 2005. Udang Vannamei. Penebar Swadaya. Jakarta.

Kordi, Ghufron dan Tancung, Andi Baso. 2005. Pengelolaan Kualitas Air Dalam Budidaya Perairan. Rineka Cipta. Jakarta
Prihatman K. 2001. Saponin untuk Pembasmi Hama Udang. http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/3208166174.pdf
Wannasuria S. 2010. Probiotik Akuakultur. http://agritekno.com/probiotik/103-probiotik-akuakultur.html


26